This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 29 Februari 2012

110



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

109



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

108



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

107



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

106



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

105



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

104



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

103



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

102



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

100



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

99



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

98



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

97



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

96



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

95



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

94



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

93



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

90



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

89



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

WOWKKWOW



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

CHEATT



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

123013010954aFSAFA



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

AWKOawkoawk2022



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

SADADa12321321311



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

ASD1231231232131



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

(FPI makin Terpuruk) Mau masuk Jombang tapi dihadang 15 ormas



INILAH.COM, Jombang - GP Ansor bersama sekitar 15 ormas yang ada di Kabupaten Jombang siap menghadang masuknya FPI (Front Pembela Islam) ke kabupaten setempat. Bahkan, jika FPI berulah, Ansor siap pasang badan dengan menurunkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

Pernyataan yang dilontarkan Ansor itu menyusul rencana FPI Jombang menggelar pengajian maulid rutinan di Desa Tugu Kepatihan Gang I, Minggu (25/4/2011). "Kita berharap situasi kondusif. Namun jika FPI berulah kami siap melayani," kata Ketua GP Ansor Jombang, Solahaul Am Notobuono alias Gus Aam, Jumat (22/4/2011).

Gus Aam mengaku sudah mengumpulkan organisasi lintas agama. Selanjutnya, 15 ormas tersebut menandatangani pernyataan sikap yang intinya keberatan atas hadirnya FPI di Jombang. Ke-15 ormas itu diantaranya, PC NU, BKSG, INTI, Ansor, PGLII, PITI, Prasasti, GKI, Gereja Bethany, GKJW, PMII, Lakpesdam NU, ISNU, LINK.

Dalam surat pernyataan itu memuat 3 poin. Pertama, mendesak seluruh keamanan dan pemerintah kabupaten Jombang agar mempertimbangkan acara yang akan digelar oleh FPI tersebut. Kedua, jejak rekam FPI selama ini identik dengan aksi-aksi kekerasan. Nah, 15 organisasi yang tergabung dalam aliansi Bhineka Tunggal Ika justru khawatir FPI akan menyebabkan keresahan warga Jombang.

Dan yang terakhir, kata Gus Aam, Jombang merupakan barometer keharmonisan umat beragama di Indonesia. "Untuk itu kami siap mempertahankan keberadaan yang sudah kondusif ini," kata pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang.

Hal senada juga dilontarkan Pdt Christian Muskanan, dari PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Menurutnya, Kabupaten Jombang selama ini cukup harmonis. Mulai antar etnis hingga antar agama. Pihaknya malah khawatir kehadiran FPI akan memperkeruh suasana.
"Apalagi jejak rekam FPI identik dengan kekerasan. Ini sangat berbahaya," kata pendeta Christian.

Surat pernyataan yang keberatan sejumlah ormas itu selanjutnya akan dikirim ke Muspida setempat. Mulai dari Kapolres, Bupati, Komandan Kodim, hingga Kejari, Ketua DPRD, serta Ketua Pengadilan Negeri (PN).
"Kami berharap surat ini dijadikan pertimbangan," tambah Aan Anshori, aktivis LiNK (Lingkar Indonesia untuk Keadilan).

Sementara itu, Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) FPI Jombang, Habib Abu Bakar Assegaf tak begitu risau dengan ancaman sejumlah ormas itu. Ia bersikeras akan menggelar acara yang menghdirkan Ketua Bidang Hukum FPI pusat, Munarman. Ia juga mengatakan bahwa sudah melayangkan pemberitahuan ke Polres setempat.

Pria berdarah Arab ini melanjutkan, meski mendatangkan sekitar 2 ribu massa dari berbagai daerah, namun pihaknya berani menggaransi tidak akan ada aksi kekerasan.

"Ini pengajian rutin, bukan deklarasi. Kami menjamin tidak akan ada kekerasan," kata Abu Bakar.



Sumber: inilah.com

Adik John Kei: Kalau John Kenapa-Kenapa, Jakarta Gempar

Adik John Kei: Kalau John Kenapa-Kenapa, Jakarta Gempar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adik kandung John Kei, Tito Refra Kei, mengatakan jika sesuatu terjadi pada kakaknya maka Jakarta akan gempar.

"Kami meminta tangung jawab, kita akan lapor ke Propam Polda, karena sikap penangkapannya seperti itu, kalau sampai dia (John) ada apa-apa Jakarta gempar," tegas Tito saat ditemui di RS Polri, Kramat Jati, Sabtu (18/2/2012) dini hari.

Seperti yang diberitakan, Setelah selesai menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru yang tertanam di betis kaki kanan di bawah lututnya di IGD RS Polri Kramat Jati, John Kei kini dipindahkan ke ruang rawat tahanan.

John Kei dipindahkan ke ruang Tembesu lantai dua, ruang rawat ini khusus tahanan yang dilengkapi terlaris besi disetiap pintu dan jendelanya. Pantauan Tribunnews.com, John Kei keluar dengan kaki kanan sudah di gips berwarna oranye. John masih mengenakan baju yang sama, kaos biru yang dipakainya saat ditangkap.

sumber : http://www.tribunnews.com/2012/02/18...jakarta-gempar

Adik John Kei: Kalau John Kenapa-Kenapa, Jakarta Gempar

Adik John Kei: Kalau John Kenapa-Kenapa, Jakarta Gempar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adik kandung John Kei, Tito Refra Kei, mengatakan jika sesuatu terjadi pada kakaknya maka Jakarta akan gempar.

"Kami meminta tangung jawab, kita akan lapor ke Propam Polda, karena sikap penangkapannya seperti itu, kalau sampai dia (John) ada apa-apa Jakarta gempar," tegas Tito saat ditemui di RS Polri, Kramat Jati, Sabtu (18/2/2012) dini hari.

Seperti yang diberitakan, Setelah selesai menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru yang tertanam di betis kaki kanan di bawah lututnya di IGD RS Polri Kramat Jati, John Kei kini dipindahkan ke ruang rawat tahanan.

John Kei dipindahkan ke ruang Tembesu lantai dua, ruang rawat ini khusus tahanan yang dilengkapi terlaris besi disetiap pintu dan jendelanya. Pantauan Tribunnews.com, John Kei keluar dengan kaki kanan sudah di gips berwarna oranye. John masih mengenakan baju yang sama, kaos biru yang dipakainya saat ditangkap.

sumber : http://www.tribunnews.com/2012/02/18...jakarta-gempar

[RAKYAT MINTA] FRAKSI DEMOKRAT Sebut KENAIKAN BBM Permintaan RAKYAT!

Fraksi Demokrat Sebut Kenaikan BBM Permintaan Rakyat
JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat menyebut rencana pemerintah untuk menaikkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan permintaan mayoritas masyarakat agar subsidi BBM tidak membebani anggaran negara.

"Masyarakat sudah banyak menginginkan BBM bisa dinaikkan harganya. Kalau tidak kita naikkan maka beban APBN besar sehingga biaya pembangunan infrastruktur berkurang," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat (PD) Jafar Hafsah di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (29/2/2012).

Jafar mengatakan, kenaikan BBM bersubsidi sudah tidak bisa dihindari lantaran harga minyak dunia sudah di atas 115 dollar AS per barrel. Padahal, kata dia, asumsi harga minyak di APBN 2012 hanya 90 dollar AS per barrel.

Jafar menambahkan, rencana pemerintah itu akan segera dibawa ke rapat Sekretariat Gabungan. Nantinya, kata dia, akan dibicarakan apakah partai koalisi mendukung atau tidak, berapa besaran kenaikan, dan sebagainya.

Seperti diketahui, Partai Keadilan Sejahtera yang tergabung dalam koalisi menolak rencana pemerintah itu. "Kalau kita (Partai Demokrat) mendukung apa yang diminta masyarakat (kenaikan BBM)," kata Jafar.

Sebelumnya, pemerintah mengusulkan dua opsi mengurangi besaran subsidi BBM. Opsi pertama, kenaikan harga jual eceran premium dan solar Rp 1.500 per liter. Opsi kedua, memberikan subsidi tetap, maksimum Rp 2.000 per liter, untuk premium dan solar. Penerapan opsi itu disertai pemberian kompensasi.
http://nasional.kompas.com/read/2012...mintaan.Rakyat

Fraksi Demokrat Sebut Kenaikan BBM Permintaan Rakyat

JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat menyebut rencana pemerintah untuk menaikkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan permintaan mayoritas masyarakat agar subsidi BBM tidak membebani anggaran negara.

"Masyarakat sudah banyak menginginkan BBM bisa dinaikkan harganya. Kalau tidak kita naikkan maka beban APBN besar sehingga biaya pembangunan infrastruktur berkurang," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat (PD) Jafar Hafsah di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (29/2/2012).

Jafar mengatakan, kenaikan BBM bersubsidi sudah tidak bisa dihindari lantaran harga minyak dunia sudah di atas 115 dollar AS per barrel. Padahal, kata dia, asumsi harga minyak di APBN 2012 hanya 90 dollar AS per barrel.

Jafar menambahkan, rencana pemerintah itu akan segera dibawa ke rapat Sekretariat Gabungan. Nantinya, kata dia, akan dibicarakan apakah partai koalisi mendukung atau tidak, berapa besaran kenaikan, dan sebagainya.

Seperti diketahui, Partai Keadilan Sejahtera yang tergabung dalam koalisi menolak rencana pemerintah itu. "Kalau kita (Partai Demokrat) mendukung apa yang diminta masyarakat (kenaikan BBM)," kata Jafar.

Sebelumnya, pemerintah mengusulkan dua opsi mengurangi besaran subsidi BBM. Opsi pertama, kenaikan harga jual eceran premium dan solar Rp 1.500 per liter. Opsi kedua, memberikan subsidi tetap, maksimum Rp 2.000 per liter, untuk premium dan solar. Penerapan opsi itu disertai pemberian kompensasi.

http://nasional.kompas.com/read/2012...mintaan.Rakyat

WARNET WAJIB UTAMAKAN ASPEK PENDIDIKAN ; Pasang CCTV, Bilik Jangan Tertutup

WATES (KR) - Warung internet (Warnet) saat ini merupakan salah satu kebutuhan vital. Namun aspek pendidikan harus lebih diutamakan. Bilik jangan tertutup atau terlalu tinggi serta untuk memantau bisa dipasang CCTV. Pemilik juga harus melakukan pemantauan, jangan hanya mengejar untung saja.
Demikian ditegaskan Sekda Kulonprogo Budi Wibowo SH MM pada sosialisasi Peraturan Kepala Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) No 1 Tahun 2012 tentang Tata Tertib Usaha Warnet di Kabupaten Kulonprogo, Selasa (28/2), di Gedung Binangun Pemkab. Hadir dalam sosialisasi tersebut antara lain dari Dinas Pendidikan, Satpol PP, serta para pengusaha warnet. Dinas Pendidikan dan Satpol PP Kulonprogo mendukung diterapkannya peraturan dan tata tertib ini, dan siap membantu dengan melakukan kunjungan ke warnet sekaligus memantau pelaksanaan tata tertib tersebut.
“Jika warnet membuat bilik, jangan dibuat seperti kamar yang tertutup, karena dikhawatirkan akan menimbulkan tindakan asusila yang sering terjadi. Warnet juga diwajibkan untuk memiliki izin pendirian meliputi IMB, SITU dan Izin Gangguan. Selain itu, juga ada alat pemantau seperti CCTV yang bisa mengawasi keadaan pengunjung maupun di luar warnet supaya keamanan terjamin,” ungkap Budi.
Kepala Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kulonprogo Drs Lucius Bowo Pristiyanto menyatakan sosialisasi ini dimaksudkan untuk menumbuhkan iklim kondusif usaha warnet di Kulonprogo. Juga melindungi masyarakat khususnya anak di bawah umur terhadap efek negatif dari usaha warnet, dan tertibnya usaha warnet. (Wid)-f

SUMBER KR JOGJA

Talking (Wuff..piaraan dapet kalung baru.. :D ) B 1 FPI, Nomor Plat Khusus Habib Rizieq

B 1 FPI, Nomor Plat Khusus Habib Rizieq




JAKARTA -

Ketua Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta, Habib Salim Alatas atau yang akrab disapa Habib Selon, menjelaskan kedatangan dirinya ke Polda Metro Jaya untuk membuat plat nomor mobil khusus bagi organisasi mereka.

"Berencana untuk memesan nomor polisi untuk mobil, B 1 FPI untuk mobil Habib Rizieq serta B 2 FPI untuk mobil saya," ucapnya kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jumat (17/2/2012).

Habib Selon yang datang mengenakan baju kokoh putih dan berpeci putih itu mengaku tidak dikenai biaya untuk dapat nomor cantik.

"Alhamdulillah Bapak Kapolda mengabulkan permintaan saya, hanya dimintai biaya administrasi saja," tambahnya.

Mobil tersebut, lanjut dia, bisa dibilang mobil dinas untuk menunjang kegiatan organisasi. "Kami baru mengajukan kepengurusannya seminggu yang lalu,'' tambahnya.

Sementara, terkait kekhawatiran adanya penyalahgunaan penggunaan mobil yang menggunakan plat khusus dengan di belakang bertuliskan FPI, Habib Selon mengaku akan taat hukum.

"Ya, kalau misal menabrak orang, ya harus diproses hukum. Kami taat hukum dan selalu melengkapi kendaraan kami dengan surat-surat lengkap," tutup Habib Selon yang juga akan memesan nomor polisi untuk kendaraan pribadinya B 253 LON itu.


sumber : http://news.okezone.com/read/2012/02...s-habib-rizieq

Ungguli Foke, Jokowi Kaget



Wali Kota Solo Joko Widodo, biasa disapa Jokowi, menyatakan keheranannya terhadap tingginya hasil survei terhadap dirinya untuk maju dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012.

"Kemarin saya dikirim hasil survei. Waktu diadu dengan Pak Foke (Fauzi Bowo), hasilnya saya kaget juga. Tapi gimana? Saya tidakmdaftar (jadi gubernur)," kata dia di Gedung Usmar Ismail, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 28 Februari 2012, malam.

Jokowi menambahkan, dia merasa tidak mengerti dengan berbagai survei yang ditujukan kepadanya berkaitan dengan pencalonan Gubernur Jakarta tahun ini. "Saya tidak daftar (jadi gubernur), kok disurvei?" ujarnya.

Meski hasil survei terhadapnya tinggi, Jokowi menyatakan hingga saat ini dirinya belum mendaftar untuk maju dalam pencalonan Gubernur DKI. Pembicaraan dengan partai untuk mengusungnya maju menjadi DKI 1 juga belum dilakukan. "Tidak ada (pembicaraan itu)," ucap kader PDI Perjuangan itu.

Menurut Jokowi, dirinya tidak ingin mengejar jabatan. Dia hanya akan maju dan "bertarung" menjadi orang nomor satu di Jakarta jika memang ditugaskan oleh partai. "Kalau tidak (ditugaskan), ya tidak (maju)," kata wali kota yang namanya kembali dikenal luas karena pemberitaan soal mobil nasional Esemka itu.

[url]http://www.wokeey.com/comments/index/4f4df2c19b72ff8e5e000000/2[/url]

Ungguli Foke, Jokowi Kaget

Allah Akbar, Injil Kuno Ini Kabarkan Kedatangan Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pemerintah Turki telah mengkonfimasi sebuah injil kuno yang diprediksi berusia 1500 tahun. Injil kuno tersebut ternyata memprediksi kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai penerus risalah Isa (Yesus) di bumi.

Bahkan Alkitab rahasia ini memicu minat yang serius dari Vatikan. Paus Benediktus XVI mengaku ingin melihat buku 1.500 tahun lalu. Sebagian orang memprediksi Injil ini adalah Injil Barnabas, yang telah disembunyikan oleh Turki selama 12 tahun terakhir.

Menurut mailonline, injil yang ditulis tangan dengan tinta emas itu menggunakan bahasa Aramik. Inilah bahasa yang dipercayai digunakan Yesus sehari-hari. Dan di dalam injil ini dijelaskan ajaran asli Yesus serta prediksi kedatangan penerus kenabian setelah Yesus.

Injil kuno berusia 1.500 tahun ini bersampu kulit hewan, ditemukan polisi Turki selama operasi anti penyeludupan di tahun 2000 lalu. Alkitab kuno ini sekarang di simpan di Museum Etnografi di Ankara, Turki.

Sebuah fotokopi satu halaman dari naskah kuno tulisan tangan Injil ini dihargai 1,5 juta poundsterling. Menteri Budaya dan Pariwisata Turki, Ertugrul Gunay mengatakan, buku tersebut bisa menjadi versi asli dari Injil. Dan sempat tersingkir akibat penindasan keyakinan Gereja Kristen yang menganggap pandangan sesat kitab yang memprediksi kedatangan penerus Yesus.

Gunay juga mengatakan Vatikan telah membuat permintaan resmi untuk melihat kitab dari teks yang kontroversial menurut keyakinan Kristen ini. Kitab ini berada diluar pandangan iman Kristen sesuai Alkitab Injil lain seperti Markus, Matius, Lukas dan Yohanes.


Ni Gan Videonya

sumber : http://www.republika.co.id/berita/du...gan-rasulullah

[HOAX] Bim Bim 'Slank' Diisukan Meninggal Dunia

JAKARTA- Kabar mengejutkan datang dari Bimo Setiawan Almachzumi atau yang akrab disapa Bim Bim. Pentolan band Slank itu diisukan meninggal dunia.

Kabar meninggalnya Bim Bim beredar dengan luas dan cepat di situs jejaring sosial. Tak ketinggalan, pesan berantai di Blackberry Messenger (BBM) menyebutkan drumer band Slank itu meninggal dunia karena serangan jantung.

"Berita duka Bimo Setiawan Almachzumi (lahir di Jakarta, 25 Desember 1966) yang akrab disapa Bimbim Slank. Meninggal dunia hari ini pukul 18.52 WIB di usianya yang ke 41 tahun karena terkena serangan jantung. Saat ini kediamannya di Jl.Potlot 14 Jakarta Selatan telah dipenuhi ribuan penggemarnya (Slankers). Untuk anda yang akan melintasi wilayah kalibata dan sekitarnya sebaiknya balik arah.karena wilayah tersebut telah dipadati ribuan slankers," bunyi pesan itu.

Namun, saat dikonfirmasi melalui telepon, manajer sekaligus ibu kandung Bim Bim membantahnya. Menurutnya, kondisi Bim Bim dalam keadaan sehat-sehat saja.

"Ah biar saja kabar itu. Tidak benar. Saya juga dari tadi diteleponin tapi itu tidak benar. Itu hanya orang cari sensasi saja. Bim Bim, sehat-sehat saja," tegas Bunda Iffet sambil tertawa saat dihubungi okezone, Rabu (29/2/2012).(rik)

nii sumbernya
http://celebrity.okezone.com/read/20...eninggal-dunia

Ba’asyir: “Perangi dan Hancurkan Amerika”

LENSAINDONESIA.COM: Pimpinan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba’asyir tidak terima atas sikap pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menetapkan JAT sebagai organisasi teroris. Ba’asyir menghimbau kepada pengikutnya untuk memerangi AS.

“Amerika harus diperangi sampai hancur,” ujar Ba’asyir, sambil masuk ke mobil tahanan yang akan membawanya dari Bareskrim Polri ke RS. Aini, Rabu (29/02).

Namun, Ba’asyir tidak menjelaskan lebih rinci maksud himbauan kepada pengikutnya itu untuk memerangi AS.

Ia hanya menyinggung bahwa AS telah mengintervensi Mahkamah Agung yang telah memvonisnya atas kasus terorisme dengan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.

“Amerika itu musuh Islam. Jadi keputusan banding itu instruksi Amerika,” katanya. @ rama

SUMBER

Injil 1.500 Tahun Ungkap Kenabian Muhammad Saw

LENSAINDONESIA.COM: Salinan kitab Injil yang diprediski berusia 1.500 tahun ditemukan di sebuah gereja di Turki, setelah 12 tahun menghilang.

Dalam kitab Injil tersebut disebutkan soal kabar pengutusan Nabi Muhammad Saw setelah masa kenabian Isa al-Masih as (Yesus Kristus).

Kitab Injil itu berbahasa Turki dan di dalamnya disebutkan tentang kabar pengutusan Nabi Muhammad Saw. Kitab tersebut ditemukan 12 tahun lalu namun disembunyikan. Penemuan kitab itu menarik perhatian Vatikan dan Paus Benedictus XVI menginstruksikan analisa kitab tersebut.

Ertugrul Gunay, Menteri Budaya dan Pariwisata Turki menyatakan bahwa kitab Injil tersebut bernilai 22 juta dolar Amerika. Ia mengatakan karena kitab itu menyinggung pengutusan Nabi Muhammad Saw, maka keberadaannya disembunyikan oleh gereja Turki.

Ditambahkannya, “Apa yang tercatat dalam kitab berusia 1.500 tahun itu memiliki banyak persamaan dengan yang tercantum dalam al-Quran dan kandungan yang sesuai dengan akidah Islam.

Dalam Injil tersebut Nabi Isa disebutkan, “Al-Masih ditanya oleh seorang rabi tentang penggantinya dan menjawab; namanya adalah Muhammad [Saw] dari keturunan ayah Arabku Ismail.”

Gunay juga mengkonfirmasikan permintaan dari Paus untuk analisa kitab Injil tersebut.

“Kitab Injil itu ditemukan pada tahun 2000 di kepulauan Mediterania, Turki, dan para penemunya adalah para pemburu peninggalan bersejarah ilegal yang saat ini sedang diadili di pengadilan Turki.”

Pastor Ehsan Uzbek, seorang tokoh Kristen Turki mengatakan, “Kitab Injil ini kembali ke era Bernabas dan penulisannya dilakukan pada abad 5-6 Masehi, sementara Bernabas hidup di abad pertama Masehi dan merupakan salah satu hawariyun Nabi Isa as.”

Namun seorang dosen universitas Turki, Omar Faruk mengatakan, “Penelitian akan membuktikan usia riil kitab ini dan apakah ditulis oleh Bernaba atau pengikutnya.”

Dalam kitab Injil Barnabas meyakini Yesus (Isa) sebagai utusan. Harian Huffingtonpost, menulis, Injil Barnaba meyakini adanya utusan (nabi) penerus risalah Isa, yang berasal keturunan Nabi Ismail, yakni Nabi Muhammad SAW.

Bernabas dipercayai sebagai salah seorang murid Isa di Yerussalem. Bernabas yang bernama asli Yusuf, bersama para murid lainnya menyebarkan ajaran Isa.
Barnabas adalah seorang Yahudi suku Lewi yang berasal dari Siprus.

Dalam Wikipedia, Hajj Sayed berpendapat. terdapat pertikaian antara Paulus dan Barnabas dalam surat Galatia ketika keduanya menjalani misi dakwah menuju Syprus (45-49 M).

Ini yang mendukung perbedaan injil Barnabas dengan ajaran Paulus. Injil Bernabas ini berbeda dengan Kodeks Sinaiticus, karena menggunakan bahasa Aramik bukan Yunani kuno.

Bahasa Aramik diyakini sebagai bahasa yang digunakan Nabi Isa atau Yesus. Berbeda dengan berbagai Injil lainnya, kitab Bernabas diyakini ditulis Bernabas selama berada di Siprus, setelah berpisah dari Paulus.

Puncaknya, dua hari lalu, sebuah Alkitab kuno itu dipublikasikan untuk pertama kalinya setelah 12 tahun disimpan pemerintah Turki.

Saat ini Alkitab ini disimpan di museum negara Turki dan telah menjadi perhatian masyarakat dunia termasuk dari Vatikan. @ fars/LI12

SUMBER